Jumat, 12 Desember 2008

KETIKA DOSA MENJADI BIASA


Jika manusia, si benalu miskin, mengubah bumi ini menjadi benda mati,maka impian tentang kesenangan materi akan mematikan kehidupan mereka sendiri.”

 

                Kutipan  di atas  diambil dari buku  tipis berjudul ‘Millenium’ karya  Jacques Attali.Buku tersebut memuat kegundahan Attali mengenai masa depan bumi akibat kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia. Lebih lanjut,seperti kutipan diatas,Attali menyebut manusia sebagai benalu dan bumi menanggung senggsara menanggung beban.

                Bumi kita sedang sakit.Keseimbangannya sudah mulai terganggu  karena manusia sepertinya tak henti-henti menciptakan kerusakan.Setiap hari kita melihat lingkungan kita hancur.Kita melihat pemandangan-pemandangan yang hitam,pada hutan-hutan yang terbakar, pada lapisan ozon yang semakin berlubang dan juga ikan yang mati tercemar dilaut,danau dan sungai.Kita manusia pun seakan sedang bunuh diri secara massal,tetapi dengan menggunakan budaya ataupun sejenis tarian hidup yang mematikan.Manusia menggelepar di sekitar ambisi untuk bahagia dengan cara menyiksa kesadaran yang paling utama,ruhani mereka. 

Bersahabat dengan dosa

                Berat beban bumi semakin berat,terutama disebabkan manusia terus-menerus bersahabat dengan dosa dan kemungkaran.Di masyarakat kita,yang dikenal sebagai negeri mayoritas muslim,dosa seakan menjadi hal biasa dilakukan sehari-hari.Mulai skala besar sampai skala ‘teri’ aktivitas menghancurkan tersebut seakan menjadi lingkaran yang selalu melingkupi kehidupan masyarakat ini.

                Memang secara hukum,diatas kertas kegiatan-kegiatan menyesatkan itu dilarang.Namun,kenyataannya mereka seolah akrab dan merasa tak berdosa melakukan aktivitas-aktivitas itu.Sebutlah judi, pornografi, protitusi, seks bebas, suap, korupsi, manipulasi, kolusi, mencuri, bahkan membunuh.

                Suara iman semakin hari tinggal sayup-sayup dan keyakinan kepada Alloh serta hari akhir pun mulai pudar.Memang tidak terang-terangan mengingkari adanya Alloh,seperti halnya komunisme.Namun seperti ungkapan Muhammad Asad, seorang  penulis Muslim yang produktif,” Alloh tidak mempunyai tempat dalam pemikiran liberalisme masa kini.” Agama tidak lebih hanya permasalahan individu.Hampir-hampir kita tidak menemukan pengaruh agama pada tingkah laku bangsa ini kecuali sedikit sekali.Agama hanya menjadi populer pada moment-moment tertentu semisal Ramadhan, hari raya yang lebih merupakan hari raya nasional daripada hari raya agama.

                Dalam kehidupan pada umumnya,kita dapati lenyapnya akhlak yang merupakan kendali nafsu seksual  dan pembeda antara manusia dan hewan.Lebih khusus lagi adalah kehilangan akhlak rasa malu,kesucian dan sikap membentengi diri dari perbuatan keji.

 Pergulatan abadi

                Sepanjang zaman ,setiap manusia tak pernah lepas dari dosa, kebobrokan akhlak dan penyimpangan jalan yang lurus.Sudah menjadi kodrat manusia bahwa ia memiliki tabiat ganda,bercampur didalamnya antara kebaikan dan keburukan, bersatu di dalamnya antara tanah dan roh bergulat di dalamnya antara ketaqwaan dan kefasiqkan.

                Sangat mungkin suatu ketika kefasikan mengalahkan ketaqwaan,keburukan mengalahkan kebaikan dan tanah mengalahkan roh.Lalu manusia yang berada di bumi ini mengikuti kehendak nafsunya. Namun demikian, secara fitrah sebenarnya manusia tetap saja merasa takut jika ia terperosok di lubang dosa, malu jika ada orang yang melihatnya. Ia berusaha melepaskan dirinya jika dituduh maksiat. Jika dirasakan bahwa hawa nafsu setan menguasai dirinya, cepat-cepat ia memohon dan  bertaubat kepada-Nya.

                Namun, problem kebobrokan moral masa kini adalah merajalelanya kerusakan hingga laksana kobaran api yang merambat di kayu kering,ia telah menjadi tradisi publik.ia telah menjadi permainan anak-anak dan perilaku orang tua.Hati menerima begitu saja,lisan tidak pula melarangnya dan bahkan dianggap suatu kebodohan jika ada tangan yang mengubahnya.

                Inilah bahaya merajalelanya kemungkaran,perbuatan keji dan kebobrokan di muka bumi.Ini pula yang menyebabkan Alloh SWT mencela kaum Yahudi dan bani Israil,ketika kemungkaran yang dilakukan dibiarkan begitu saja,bahkan para ulama dan pemuka masyarakat pun diam seribu bahasa.Akibatnya,mereka mendapat murka atas dosa komunal tersebut,

” Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa permusuhan dan memakan yang haram. .Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan. Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta -pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram ? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan (Qs. Al-Maidah : 62-63)   

                Masyarakat Yahudi  seluruhnya pantas menerima laknat dan hukuman ini,baik yang mengerjakan maupun yang diam menyetujuinya.

Orang-orang kafir dan bani israil telah dilaknat dengan lisan Daud dan Isa putra maryam.Yang demikian itu,disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat ( QS.Al-Maidah 78-79)

 Akhir Sebuah Negeri Dongeng

                Itulah akhir dari negeri yang pernah Alloh SWT muliakan, bangsa yang pernah Alloh tinggikan derajatnya. Rasullullah saw mengingatkan kita suatu musibah yang belum pernah dikenal orang-orang sebelumnya dan belum tentu akan menimpa orang-orang sesudahnya.Demikian itu disebabkan oleh merajalelanya kebobrokan dan kemungkaran.

” Tidaklah suatu perbuatan keji itu tampak pada suatu kaum sehingga mereka melakukannya secara terang-terangan,kecuali Alloh akan menimpakan pada mereka wabah tha’un (penyakit yang tidak ada obatnya) dan kelaparan yang belum pernah menimpa orang-orang sebelum mereka.” (H.R Ibnu Majah dan Hakim).

                Peringatan Nabi ini benar-benar telah dibuktikan oleh realitas nyata dimana perzinahan dan perbuatan keji dikerjakan terang-terangan. Tiada rasa malu terhadap seorang pun,karenanya tidak perlu bersembunyi.Lalu ditimpakan atas kaum itu suatu penyakit yang kemudian dikenal bernama AIDS,sebagai balasan yang setimpal atas apa yang mereka kerjakan.

                Oleh karena itu kita melihat bahwa permasalahan dekandensi dan kebobrokan moral sesungguhnya tercermin pada merajalela dan tersebarnya aktivitas itu,gencarnya propaganda dan promosi,serta pembiasaannya hingga menjadi budaya khalayak umum.Kenyataan inilah yang sangat berbahaya bagi komunitas masyarakat manusia,yakni apabila diam terhadap tindakan kemungkaran,tidak berusaha mencegahnya.Akhirnya kemungkaran ini semakin sering dilakukan,lalu semakin mengikat,akhirnya menjadi tradisi.Dampaknya,orang tidak lagi mengingkari kemungkaran dan mengakui perbuatan baik.Selanjutnya dekandensi moral semakin menjadi-jadi, banyak orang bahkan menganjurkan kemungkaran dan mencegah kebajikan.Inilah masyarakat hipokrit,dan neraka adalah tempat yang paling layak bagi mereka. 

Wallohu a’lam bish shawwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar